KENAPA DUNIA DICIPTAKAN
sedikit membaca akan menambah wawasan kita
semoga bermanfaat ya sahabat.
Beberapa pertanyaan ini, yang barangkali kebanyakan orang tidak terbetik didalam hatinya keinginan untuk mencari jawabannya. seluruh perhatiannya didalam kehidupan ini hanya mencari kesenangan dunia semata, misalnya makan, minum dan keinginan untuk memenuhi syahwatnya. atau sebagian mereka salah didalam mencari jawabannya dan belum tertuju kepada jawaban yang sebenarnya, kedua kelompok ini pada hakikatnya adalah bangkai yang berjalan di muka bumi. sebagaimana Allah swt mensifati mereka didalam al-qur’an yang artinya:
“Mereka mempunyai hati, tapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata, tapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, mereka mempunyai telinga, tapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah,mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi….” QS 7:179
Maka dari itu semestinya kita sadar dari kelalaian ini dan segera berusaha agar bisa menjalani kehidupan ini dengan baik diatas jalan yang lurus dengan petunjuk Sang Pencipta alam semesta ini, yaitu dengan mengikuti agama-Nya, satu-satunya agama yang diterima disisi-Nya, yang mampu memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan tersebut dengan jawaban yang bisa dipertanggungjawabkan, karena agama ini agama yang sempurna, dinamis dan lurus di muka bumi ini.
Merupakan sebuah kenyataan yang tidak dipungkiri, bahwa pencipta alam ini adalah Allah swt bahkan orang-orang musyrik gureisy mekah, apabila ditanyakan kepada mereka siapakah pencipta, pemilik, pemelihara langit dan bumi, mereka akan menjawab Allah, tapi cukupkah sekedar pengakuan saja?.
Selanjutnya Allah swt menyebutkan didalam Al-qur’an bahwa tujuan paling utama diciptakan jin, dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah swt sebagaimana tersebut dalam al-qur’an surat adzariyat ayat 56.Lafadh ibadah yang terdapat dalam ayat ini maksudnya adalah tauhid. yaitu meng-esakan Allah swt dengan sesuatu yang khusus bagi-Nya, baik itu rububiyah, uluhiyah maupun asma’ dan sifatnya, atau dengan kata lain beribadah hanya kepada Allah swt saja.
Ini diantara hikmah penciptaan jin dan manusia, oleh karena itu Allah bekali manusia dengan akal, diutus kepada mereka para rosul, dan diturunkan wahyu berupa kitab, seandainya tujuan diciptakan jin dan manusia sama dengan tujuan penciptaan hewan/binatang, maka untuk apa diutus para rosul, dan diturunkan kitab-kitab? dan tidaklah tujuan penciptaan itu untuk memberikan manfaat kepada Allah, bahkan justru seluruh makhluk yang butuh dan bergantung kepada Allah.
nabi saw menyebutkan bahwa hak Allah atas hambanya adalah agar hamba tersebut beribadah mematuhi perintahnya dan menjauhi semua larangan nya kepada Allah dan tidak berbuat syirik, dan Allah swt memerintahkan beliau memerangi orang-orang musyrik sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Allah swt.
barang siapa mengamalkan tauhid, merupakan jalan menuju kebahagiaan didunia dan akhirat. sedangkan meninggalkan tauhid adalah jalan menuju kesengsaraan, mempraktekan tauhid merupakan sarana untuk mewujudkan persatuan umat dan kesatuan barisan kaum muslimin, sedangkan menyelisihi tauhid merupakan sebab perpecahan dan perselisihan diantara mereka.Untuk itu, hendaknya perhatian seorang muslim kepada perkara tauhid lebih diutamakan daripada perhatiannya kepada hal lain, karena memang kita diciptakan untuk tujuan tersebut.
bahwasanya seorang muslim wajib untuk mempelajari tauhid ini,karena tauhid merupakan ilmu yang paling mulia dan paling agung, tidak ada ilmu yang lebih utama daripada mempelajari tauhid, karena berhubungan dengan tujuan dari penciptaan dunia ini.dan sungguh bahwasanya kebutuhan kita kepada tauhid melebihi kebutuhan kita kepada makan dan minum bahkan kebutuhan terhadap udara untuk bernafas, barangkali orang akan mati ketika tidak mendapatkan makan,minum atau udara untuk bernafas, tapi kematian hanyalah sebuah kecelakaan yang sifatnya duniawi, akan tetapi ketika orang tidak tahu tentang tauhid atau didalam hatinya tidak ada tauhid maka artinya adalah kecelakaan di akhirat yang sifatnya kekal selama-lamanya.
Kewajiban yang berikutnya adalah bahwasanya seorang muslim harus mencintai tauhid,lalu berazam atau memiliki niat dan tekad yang kuat terhadap tauhid,memiliki keinginan yang kuat untuk bisa merealisasikan tauhid. yang berikutnya seorang muslim harus mengamalkan tauhid yaitu dengan beribadah hanya kepada Allah swt saja dan meninggalkan segala bentuk ibadah kepada selain Allah swt.
Yang berikutnya, seorang muslim harus menghindari hal-hal yang biasa mengotori tauhid, mengurangi kesempurnaan nya atau bahkan membatalkan tauhid itu sendiri, karena ketika tauhid seseorang batal maka akan gugur dan terhapuslah seluruh amal ibadah yang pernah dia kerjakan, sehingga sia-sialah seluruh apa yang telah dia usahakan.
Yang terakhir kata Syeikh, seorang muslim harus menjaga diri agar tetap teguh dan istiqomah diatas tauhid sampai ajal menjemputnya.
Siapapun yang hidup di dalam Islam atau mempelajari islam lebih dalam lagi, ia pasti merasakan kesejukan di dalam hatinya. Betapa pun kehidupan ini terlihat amat berat dan sangat sulit dipikirkan, InsyaAllah dengan keimanan itu ketenangan turun ke dada seorang mukmin.
Hatinya dipenuhi kebahagiaan. Pikirannya jernih. Tangannya tidak sibuk. Dan kefakiran jauh dari pandangan matanya.
Sehingga dengan cara itulah seorang mukmin menikmati kehidupan ini. Karena memang Bumi dan seisi nya ini dipersiapkan untuk kehidupan manusia.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACANYA
SEMOGA BERMANFAAT DAN BISA DI AMALKAN
DALAM KEHIDUPAN KITA.
PENULIS
"MUHAMMAD SYUKUR".
BalasHapusDunia adalah ladang akhirat merupakan filosofi sederhana tetapi dampaknya tidaklah sederhana. Orang yang menganggap dunia ini sebagai ladang akhirat pastilah hidupnya akan lebih nyaman.
Mengapa? Ladang adalah tempat bekerja.
Maka siapapun yang menjadikan dunia ini tempat bekerja, automatically ia menyadari bahwa tugasnya adalah bekerja.
Yang termasuk bekerja adalah:
beramal
bersabar
beribadah
bersyukur
berbuat kebajikan
…
dan seterusnya.
Semua itu adalah bentuk kerja di dunia.
Lalu, yang lebih penting lagi adalah memahami bahwa panennya bukan di sini. Tetapi kita memanennya di akhirat.
Apa yang dimaksud panen?
Panen adalah:
bahagia
senang
tentram
damai
…
Dunia bukanlah tempat untuk itu semua. Karena itu merupakan panen yang hanya akan didapatkan di surga.